Tuesday, August 14, 2007

Surprise from my (not so) little boy (anymore)...

"Bunda, tadi Adin di sekolah flying fox lho! Dua kali malah. Asyik, bawahnya sawah!" cerita Adin sepulang sekolah.

Wah, apa Bunda nggak salah denger nih? Sejak TK A nggak pernah sekalipun ada kabar dari gurunya kalo Adin mau nyoba flying fox. Biasanya kalau udah outbound bagian flying fox, Adin langsung pasang tampang nggak mau. Mau dipaksain juga keukeuh nggak mau. Pernah dulu pas TK A, Ayah yang nganterin Adin maksain Adin. Adin malah nangis dan jerit-jerit seru banget. Sampai seisi sekolah heboh ndenger perseteruan ayah dan anak. Untung Bunda nggak di sana yah.... he, he,he... Sejak itu emang nggak ada yang maksain Adin. Kalo Adin nggak mau ya dibiarin aja sama gurunya.

"Wah hebat, anak Bunda. Bunda bangga banget deh sama Adin!" puji Bunda sambil meluk Adin. "Kok, sekarang mau nyoba flying fox?" tanya Bunda penasaran.

"Kan, kemaren kata Bunda, Adin harus berani nyoba." jawab Adin. He, he... ternyata kata-kata Bunda dilakuin juga ya. Padahal Bunda cuma iseng aja sebenernya minggu lalu ngasih tau Adin begitu. Soalnya di Lesson Plan-nya Bunda udah tahu minggu ini bakal ada flying fox. Bunda pikir Adin harus disiapin dulu nih dengan pemberitahuaan, biar siap mental... he, he, he. Jadi walaupun terus Adin mulutnya manyun karena dibilangin Bunda, tapi dilakuin juga ternyata. Senangnya...

Akhirnya penantian Bunda terjawab juga hari ini. Sejak 2 tahun yang lalu, Bunda selalu berharap dalam hati, kapan yah Adin mau nyoba flying fox? Bunda tahu nggak akan pernah bisa maksa Adin kalau dianya sendiri nggak niat. Bahkan sempat juga nih bertanya-tanya dalam hati, bener nggak yah keputusan Bunda masukin Adin ke Sekolah Alam Bandung (SAB), secara Adin itu Mr. Clean banget dan susah disuruh nyoba hal-hal baru.

Pengennya Ayah dan Bunda kan, mencari sekolah yang mampu mendidik Adin secara holistik yang meliputi mind, body and soul. Jadi bukan hanya terfokus pada bidang akademis (MIND) saja seperti sekolah pada umumnya. Tapi aspek jasmani (BODY), emosional dan spiritual (SOUL) juga berkembang selaras. Kami berharap Adin mangasosiasikan BELAJAR sbagai hal yang menyenangkan sehingga nantinya mampu menjadi SELF LEARNER.

Walaupun lulusannya belum teruji dan Kakek-Neneknya Adin kurang mendukung, tapi konsep SAB yang satu visi membuat kami tetap meneruskan SD-nya di SAB. Bunda terutama, jatuh cinta dengan ide sepasang guru sebagai wakil orang tua di sekolah. Yang mendidik dan menyayangi muridnya seperti anak sendiri. Waw...

Di sekolah-sekolah yang umumnya miskin akan guru pria sebagai role model, Adin menemukan sosok Pak Soleh yang suka main gitar dan gemar tebak-tebakan. Juga Pak Sururi yang pintar sulap dan bahkan menciptakan "jabat tangan special" dengan Adin. Guru-guru yang nggak jaim dan "rela" bahunya ditenggeri anak-anak...

Oh iya, sekarang di kelas 1 gurunya Adin namanya Pak Sururi dan Bu Sari, juga Bu Ika yang helper-nya Kavin, teman sekelas Adin. Teman Adin yang tadinya cuman 11 orang sekarang bertambah jadi 23. Keliatannya Adin udah enjoy sama guru barunya. Buktinya baru beberapa hari sekolah, Adin sudah minta Bunda bantuin buat surat buat ketiga gurunya. Isinya mengundang mereka ke cafe-nya Adin. He, he, he... lumayan buat belajar nulis secara tulisannya Adin masih pleyat-pleyot...

Anyway... back to the flying fox moment.

There's time for everything. Semua hal ada waktunya. Ternyata itu bener banget. Kadang-kadang parents hope too much too soon from their child. Kadang-kadang lupa kalau every child is unique and they grown with their own pace. Give them time... that's the key. We just need to be patient and... they will surprise us!

Yes.. the next surprise came in about 2 seconds later.

"Bunda, besok Adin mau jualan es krim dong di sekolah!"

Waw, sejak kapan Adin hobi jualan di sekolah? Pas di TK dulu, yang namanya Adin paling nggak semangat kalau udah pelajaran wirausaha di hari Jumat. Di saat temen-temennya pada sibuk nawarin dagangan, Adin lebih milih main aja di saung kelasnya. Atau toh kalau akhirnya mau, itu juga karena jualannya bareng temen-temen bersama dalam kelompok. Lho kok sekarang ndilalah tho?

By the way, kalau masalah jualan es kayaknya ini runs in the family deh. Masalahnya dulu pas ayah SD, Ayah suka jualan es mambo bikinan Eyang Gresik di sekolahnya. Jadi Ayah nenteng termos penuh es mambo sambil nawarin ke seisi sekolah. Sekatang zaman moder jadi dimodifikasi dikit. Adin jualan es krim dalam cool box. He he, he...

Terus Bunda nanya-nanya lagi nih, untuk ngeliat seberapa niat sih Adin jualan :

"Jualannya gimana, Din? Ntar es krimnya cair dong?"
"Kan pake cool box, Bun. Jadi bisa tahan lama."

"Emang bolah jualan ke sekolah hari biasa, bukan hari Jumat?"
"Nggak papa kok, kan kemarin Ica juga jualan es kacang.Cuman Adin nggak beli. Soalnya uangnya Adin kasihin temen yang pengen beli. Kan kata Bunda baik kalo kita ngasih temen".
Wah, pemurahnya anakku...

"Emang Adin mau ngejualin sama siapa?"
"Yah sama Pak Sururi. Katanya Pak Sururi mau nyoba es krimnya Adin. Terus sama Ibu Sri yang ngajarin gambar itu lho. Terus sama temen-temen juga. Bu Sari, Bu Ika... yah begitulah..."
Ternyata calon customer-nya udah ngantri toh...

Nah, sekarang pe-er Bunda adalah nyiapin es krimnya buat jualan. Setelah disepakati lebih lanjut akhirnya diputuskan mau jualannya pas camping di sekolah tanggal 28 nanti aja... Can't wait to see my boy then...

Read more...

Alyssa : Outing ke Suhuf Paper

Hari Jumat, 10 Agustus 2007, Alyssa dan teman-teman di TK Avicenna berkunjung ke Suhuf Paper. Letaknya di daerah Sadang Serang, tepatnya didepan SMA Nasional. Kita harus menyusuri gang yang lumayan berkelok-kelok untuk sampai ke sana. Karena nggak ada petunjuknya sempat juga kita nyasar sampai ke Salon Humaira. He, he...

Sampai di Suhuf Paper, kita disambut oleh pemiliknya dengan hangat. Di lapangannya yang luas, terlihat kertas-kertas yang sedang dijemur dengan cara diangin-anginkan digantung. Di tengah lapangan sudah disiapkan meja untuk demonstrasi pembuatan kertas. Anak-anak bisa ikut mencoba lho, seru kan !



Anak-anak berkumpul dengan teratur di depan meja. Mereka mendengarkan penjelasan tentang bahan dan cara pembuatan kertas. Ternyata bahan-bahannya ada beberapa macam. Ada kertas koran, merang padi dan serat pisang yang sudah dikeringkan. Serat pisang dan merang tersebut direbus sampai lunak, lalu diberi pemutih kalau ingin kertasnya putih. Baru setelah itu dihancurkan dengan blender dan diberi pewarna sesuai keinginan. Setelah itu baru deh dicetak sesuai bentuk kertas, dipress dan terakhir dijemur. Jadilah kertas. Mudah yah caranya....



Kali ini anak-anak mencoba membuat kertas berbahan kertas koran. Masing-masing mendapat 1 lembar koran untuk dicabik-cabik menjadi potongan kecil. Setelah itu direndam dalam ember berisi air. Lalu diblender dan dicetak serta dipress di atas papan, lalu dijemur di bawah sinar matahari. Wah, anak-anak semangat sekali mencoba. Berpasang-pasangan mereka mencetak kertas dari bubur kertas yang sudah diblender.



Alyssa dan Adira berpasangan mencetak kertas dari bubur serat pisang, sementara yang lainnya bekerja dengan bubur kertas koran yang baru saja dibuat. Setelah dipress, terlihat kalau hasil kertas dari bubur koran warnanya abu-abu, sedangkan kertas dari serat pisang warnanya krem. Kalau ingin membuat kertas dengan warna lain, bubur kertas dicampur dulu dengan pewarna dan air hangat sebelum dicetak.



Jenis kertas daur ulang itu banyak lho. Cantik-cantik lagi. Ada yang dibuat dengan taknik batik, sehingga tercetak gambar-gambar seperti kupu-kupu misalnya. Malah ada juga yang berhias daun dan bunga. Daun kelengkeng, bambu, asparagus dan ilalang sering digunakan untuk mempercantik desain kertas. Bunga matahari kuning dan bougenvil ungu juga dipakai lho!



Selesai praktek, anak-anak laper nih. Snack time dulu, ah! Setelah kenyang, bagai batere yang abis di-recharge, anak-anak semangat lagi. Mereka mainin ikan yang ada di kotak kecil. "Jangan digituin dong, ntar ikannya meninggal lho!" cegah Caca waktu lihat temannya mengobok-ngobok si ikan. Bener deh, beberapa saat kemudian ikan mungil nan malang itu dah tergeletak lemas. Stress kali dia....

Akhirnya, kita pamit pulang deh! Sebagai oleh-oleh, masing-masing anak mendapatkan 2 lembar kertas daur ulang yang cantik dan berwarna-warni. Terima kasih....

Read more...

Thursday, August 09, 2007

Adin : Happy Kids Band

Hari Jumat, 29 Juni 2007, orang tua datang untuk mengambil raport anaknya masing-masing. Bu Zulfa dan Pak Soleh sudah bersedia di belakang meja masing-masing, siap menjelaskan isi raport. Karena muridnya 12, jadi Bu Zulfa dan Pak Soleh masing-masing memegang 6 raport.

Dari total 12 murid TK B, 8 anak akan melanjutkan ke kelas 1 SAB. Ozan yang baru setahun di SAB akan tetap di kelas B, sedangkan Bryan karena pindah rumah maka akan meneruskan sekolah di SD dekat rumahnya. Ica dan Ima malah rencananya akan Unschooling atau School at Home sambil menunggu ayahnya yang akan studi di luar.

Setelah semua orang tua menerima raport anaknya masing-masing, giliran orang tua memberikan kenang-kenangan kepada Pak Soleh dan Bu Zulfa. Selain kenang-kenangan, foto warga TK B dan booklet berisi biodata warga TK B juga dibagikan kepada guru dan orang tua murid.

Baik foto maupun buklet dibuat swadaya lho oleh orang tua (baca: ibu-ibu) TK B yang selalu kreatif dan punya banyak ide... he, he, he...



Sebelum pulang, anak-anak menggelar glade resik dulu di Saung Ternate. Kan besoknya mau pentas kelas, jadi harus latihan dulu dong. Lalu, anak-anak yang dibantu Pak Soleh pada gitar dan Pak Yogi pada perkusi pun asyik berlatih membawakan 3 lagu.



Esoknya, pentas kelas pun digelar di lapangan. Buat yang belum sarapan, jangan khawatir, karena di tepi panggung tenda-tenda orang tua murid yang menjual makanan selalu siap sedia melayani panggilan perut yang keroncongan. Sayangnya, tempat duduk penonton nggak pake atap penutup, jadi sinar matahari yang mulai menyengat terasa juga nih panasnya....

Walaupun mulainya molor, (secara guru-guru yang nyiapin panggung pada begadang sampai paginya kecapean... thanks lho pak, bu... ) anak-anak tetap antusias berkerumun di sekitar panggung. Ada yang latihan perkusi dan ada juga yang siap-siap dandan untuk pentas. Termasuk anak-anak TK B yang bersiap-siap di Saung Ternate.

Dandanannya keren euy... Yang perempuan pakai rok rumbai-rumbai warna-warni dari kertas krep. Sedangkan yang laki-laki pakai kacamata hitam dengan rambut ala punk. Alat musiknya juga lengkap lho. Keyboard, gitar, drum, semuanya homemade karya Pak Soleh dan anak-anak lho. Hebat kan...

Haikal tampil membuka acara dengan memperkenalkan personel band. Adin dan Ozan vokalis, Ica-Ima-Ivo penari latar, Pica dan Yudo gitaris, Bryan dan Ihsan pemain keyboard dan Haikal drummer.



Ada 3 lagu yang dibawakan. Pertama, "lagu wajib" anak-anak TK B : Memandang Alam dari Atas Bukit. Terus, lagu favoritnya Haekal : Heli Guk-guk-guk. Dan terakhir : Matahari Terbenam. Wah, walau tampilannya nge-punk tapi lagunya mellow-mellow nih! Yang paling meyakinkan sih gayanya Ihsan, sang pemain keyboard nih... cool abis kaya Stevie Wonder... he, he, he...



Usai pentas, udah ada hadiah menunggu. Es krim.... nyam, nyam nyam. Memang pantas anak-anak yang berani tampil di atas panggung dikasih hadiah kan?

Oh iya, kelas-kelas lain juga semuanya menampilkan acara yang beragam lho. Seru semuanya....


Read more...

Alyssa : Owl's Dance

Pentas perpisahan Alyssa berlangsung tanggal 16 Juni 2007. Waw, panggungnya keren abis... cantik sekali. Ibu guru memang kreatif ya... Latihannya saja selama 2 bulan sebelum hari H. Rajin banget kan...

Kostum anak-anak sekarang juga lebih meriah dari tahun lalu yang semuanya hand made by Ibu Guru. Sekarang kostumnya nyewa jadi lebih beragam. Sebab tari yang ditampilkan juga beragam. Mulai tari burung hantu, bangun tidur, tokecang dan masih banyak lagi. Pokoknya seru deh!

Alyssa kebagian tari burung hantu. Jadi kostumnya hitam-hitam plus mahkota burung hantu. Untungnya Alyssa kebagian pentas pertama, jadi nggak kelamaan nunggu kaya tahun lalu.. he, he...

Pentas tahun ini temanya BERSEKOLAH. Jadi tari-tarinya terbagi mulai anak-anak tidur malam, bangun tidur, pergi ke sekolah dan bermain di sekolah.

Acaranya agak ngaret karena menunggu sebagian anak yang datang terlambat. Anak-anak yang udah gatel pengen naik panggung udah sibuk menandak-nandak di sana. Dimotori oleh Putri dan Caca yang paling semangat nyanyi pake mike tentunya! Saking semangatnya 2 makhluk ini, di setiap tarian mereka berdua pasti ikutan... nggak peduli salah kostum juga... He, he, he... Dasar anak-anak...

Terus pas tarian BANGUN TIDUR, anak-anaknya dandan pake piyama dari rumah. Lucu-lucu deh... Adis pake daster and rol di rambutnya. Ini satu-satunya tarian yang kostumnya nggak nyewa alias property masing-masing anak.

Lucunya, kalo anak-anak perempuan dengan semangat menari-nari sesuai irama lagu, anak laki-laki malah bengong di panggung. Padahal lagunya tokecang yang riang gembira. Walhasil dari 3 anak yang manggung, cuman 1 yang asyik nari sementara yanga lain cuman standing hopelessly ke arah penonton. Hi, hi, hi... demam panggung nih judulnya... Nggap papa deng, pokoknya udah berani naik ke panggung kan?

Kelar tari, semua anak naik panggung untuk nyanyi KASIH IBU. Nggak percuma nih Bunda ngelatih Alyssa nyanyi lagu ini tiap hari sampai dia apal.. pal.. Jadilah Alyssa megang mike sambil bercuap-cuap nyanyi. Lumayan juga nih gayanya, sambil badannya goyang-goyang ke kiri dan ke kanan...

Nggak lupa, seusai nyanyi, anak-anak memberi bunga pada ibunya masing-masing. With kiss of course. So sweet....

Nah, dari sini Alyssa mulai bosen nih. Dia udah ngilang aja main ayunan di halaman sewaktu ibu guru semua dipanggil ke panggung untuk menerima kenang-kenangan dari orang tua.

Di akhir acara, semua pendukung acara naik ke pentas untuk diabadikan kamera. Kapan lagi foto sama-sama kaya gini? Ternyata murid Mualimin banyak juga ya? Panggungnya sampai sesak...

Mulai bulan Juli, Alyssa udah nggak di PG Mualimin lagi tapi TK Avicenna. Walaupun begitu Alyssa nggak akan lupa asyiknya sekolah di Mualimin. Sekolah pertama dalam hidup Alyssa gitu lho!

Terima kasih Ibu Niknik, Ibu Lola, Ibu Neng, Ibu Nining dan Ibu Yuli.... Alyssa jadi pinter berkat ibu guru semua...

Read more...

Lilypie 2nd Birthday Ticker Lilypie 5th Birthday Ticker Lilypie 6th to 18th Ticker DaisypathNext Anniversary Ticker DaisypathAnniversary Years Ticker

About me

  • I'm Nadia
  • From Bandung, West Java, Indonesia
  • I'm mom of 3 kids, enjoys reading, story telling, traveling and recently digi-scrapping. I live in Bandung - Indonesia and currently work as a part time teacher. I hope in this blog I can share my love for scrapbooking to all digi-scrapper out there. And if you like some Quick Pages, you can grab them in in my Freebies section...
My profile

Shoutbox