Kolase Kisahku: Tingkahmu, Nak... menggemaskan...

Tahukah kau, Nak, aku sangat menikmati acara jalan-jalan pagi yang kerap kita lakoni jam 8 pagi? Our mom-and-daughter special moment? "Puti malu..." teriakmu girang setiap menemukan putri malu. Jemarimu asyik menguncupi dedaunan putri malu.

Dan berlarian mengejar kucing belang tetangga.
Dan mencoba menangkap kupu-kupu putih yang terbang menggoda.
Dan mengamati semut yang bergotong royong mengangkut serpihan bekicot pulang ke sarangnya yang memanjang sepanjang jalan.
Dan meloncat-loncat di genangan air sisa tetangga membersihkan garasi.
Dan mengamati burung kakatua dimandikan serta berseru "Katua"(=kakatua).
Dan menciumi wangi sobekan daun jeruk purut hijau muda.
Dan memetiki bunga kuning lalu menyelipkannya di sela telingamu
Dan tertawa geli digelitik bunga alang-alang yang aku petik dan kusapukan di sela lehermu.
Dan menjerit senang saat taburan dedaunan kecil yang sengaja aku preteli, melayang di atas kepalamu.
Dan mengganggu anjing-anjing tetangga, yang selalu menggonggongimu saat kau lewat depan rumahnya sambil berseru "Go..gok... main..."
Dan berjongkok penuh perhatian mengamati kolam tetangga yang penuh ikan warna-warni. "Ican... enang... anyak... agus" (=ikan, berenang, banyak, bagus) komentarmu takjub dari sisi kolam.
Dan menubrukku kaget saat belalang meloncat ke arahmu. "Bayang... atut" (=belalang, takut) ujarmu memperlihatkan mimik seram.
Dan melompati selokan dengan semangat sambil menjerit "Oncat...".
Dan membelai BabyBob si kelinci yang sedang menikmati sarapan potongan wortel sambil berkata "Cayang... kinci" (=sayang, kelinci).
Dan menyapa wanita setengah baya yang sedang memanen singkong di kebun sebelah. "Hayo... amat pagi" (=halo, selamat pagi).
Dan mengabsen nama makhluk yang kau temukan di sepanjang jalan, "Isang... paya... angga... poon... daun... unga... aba-aba... emut... bayang... iput... abil... otol" (=pisang, pepaya, mangga, pohon, daun, bunga, laba-laba, semut, belalang, siput, mobil, motor).
Dan, akhirnya, duduk manis di palang besi, di bawah pohon yang rindang, saat lelah berlarian. "Bunda... duduk yuk... Ade ape..." (=bunda, duduk yuk, ade capek) ajakmu.

Saat-saat bersamamu, Nak... bila teringat kembali, membuat seulas senyum membayang di wajah... Sewaktu kau :

Sembunyi di dalam lemari bajuku sambil mengacak-acak baju yang sudah rapi terlipat. Aku jadi bolak-balik merapikan, bisa 5 kali sehari. Jeritanmu yang lucu sewaktu aku menirukan teriakan monster yang siap memangsa gadis kecil dalam lemari.
Mengacak-acak meja rias dan menirukan semua kebiasaanku. Mengoleskan deodoran di pangkal lenganmu, membubuhkan bedak di wajahmu, memakai kalung di lehermu, memencet body lotion dan mengoleskannya kakimu. Tentu saja dengan catatan semua jadi acakadut dan tumpah meriah menghiasi lantai sekelilingmu. Dasar si kecil peniru ulungku...
"Bunda... baca... ita..." (=bunda, baca cerita) paksamu saat aku lagi menerima telepon. Kaupun memanjat naik ke pangkuanku sambil membuka buku kesukaanmu. Buku "Pingin" (=pinguin) dan "Aga" (=naga). Kau bolak balik bukumu dan kau ulang lagi sampai berkali-kali.
"Hayo man teman"(=halo teman-teman) sapamu saat aku membangunkanmu pagi-pagi. Dengan 2 botol susu kosong sisa teman tidur dan trio Barney-BabyBop-BJ sahabat bobo, melonjak-lonjak di dalam ranjang meminta digendong turun.
"Ade... ee'..." Kau berdiri kaku dengan ekspresi aneh diiringi "semerbak" bau dari gembolan popokmu yang tiba-tiba menyeruak. Kalau sudah didudukkan di kloset, yang biasanya sudah terlambat karena sudah keluar semua, tersenyum riang sambil berkata "Ee.. ade... bau..."
"Nene' udah tua... Mencok di jendeya" nyanyimu pede. Kasihan nenekmu, Nak, sudah tua kok malah menclok di jendela... :)
"Yiat... yiat!" (=lihat, lihat) paksamu sambil memaksa naik ke pangkuanku yang sedang mengupload rangkaian fotomu ke blog. Segera setelah duduk, jari-jari mungilmu beraksi memencet keyboard, membuat kekacauan sampai kita berdua berantem.
"Mau nonton Bani... Mistel Sun Sun.... Ibu Angsa" (= mau nonton Barney, mr. sun, sun, ibu angsa) sambil mengacungkan CD Barney dan mencoba memasukkannya ke dalam player. Walhasil sudah 2 player rusak karena kau masukkan CD dengan paksa dan kau injak-injak tutupnya bila kau kesal.
"Kayo inga.... aum. Kayo bebek... wek-wek. Kayo odok... wok-wok. Kayo onyet... uu' aa'. Kayo ulal... psst, psst" cerocosmu menghafal suara binatang. Bagaimana dengan semut? "Nggak isa... Ade nggak tau" jawabmu sambil menggeleng.
"Bunda... bucawin" (=bunda, bukain) pintamu membukakan pembungkus permen dan menangis bila tak dituruti.
"Ambal pake ayon..." (=gambar pake krayon) inginmu mencoreti dinding rumah dengan beraneka warna krayon. Walhasil tak ada dinding kamar atas yang selamat dari sentuhan ajaibmu. "Ambar odok...." (=gambar kodok) adalah gambar favorit yang selalu kau minta aku buat di dinding.
"Bunda... peyuk ade... cayang... cun" (=bunda, peluk ade, sayang, sun) pintamu kenes sambil berlarian menyambutku pulang. Tak terasa mataku berkaca-kaca terdesak segumpal perasaan sayang yang membuncah dari dada.